Suatu hari, ada seseorang gadis SMA yang cantik dan berambut cokelat bernama
Syifa. Dia memiliki mata berwarna biru dan pipi yang chubby serta penyabar, ia
memiliki 2 sahabat yang selalu menemaninya setiap saat, Ridwan dan Annis.
Ridwan adalah seorang lelaki yang pendiam dan bisa dibilang anak mami, sementara Annis adalah cewek tomboy yang pandai beladiri dan selalu membantu teman-temannya ketika mereka dalam kesulitan.
Ridwan adalah seorang lelaki yang pendiam dan bisa dibilang anak mami, sementara Annis adalah cewek tomboy yang pandai beladiri dan selalu membantu teman-temannya ketika mereka dalam kesulitan.
Ketika liburan semi tiba sekolah mereka selalu mengadakan perkemahan, mereka
bertiga pun berkumpul untuk membicarakan hal tersebut.
“Aku sudah tidak sabar untuk berkemah kembali merasakan sejuknya alam!” ucap Annis
dengan semangatnya
“Aku juga ingin ikut” sahut Syifa
“Aku tidak mau ingin ikut, kalau kalian berdua ingin pergi, tapi jangan ajak
aku oke! Karena aku tak ingin terjadi sesuatu hal lagi seperti tahun lalu” ucap
Ridwan
Ridwan trauma karena kejadian tahun lalu, ketika mereka melakukan
lintas alam tak di sadari petunjuk jalan yang mereka hendak lewati ternyata
telah berubah arah jalannya. Akhirnya mereka tersesat di tengah hutan, mereka
terus melanjutkan mencari jalan keluar tiba-tiba mereka melihat seekor Zebra
sedang makan.
Tak lama seekor Singa datang dan menerkam Zebra itu, Syifa terkejut ketika
melihat Singa memangsa zebra tersebut, tak disengaja ia berteriak sehingga Singa
itu menoleh kearah mereka. “arghhh” teriak Syifa, Annis pun langsung menutup
mulut Syifa tetapi percuma singa telah melihat mereka dengan perlahan
mendekatinya.
Mereka pun berlari dengan sekencang-kencangnya dan singa pun mengejar
mereka. Ridwan dan Annis terpisah dengan Syifa yang masih dikejar singa,
Ridwan dan Annis melihat sebuah gua
“Lihat itu ada sebuah gua, ayo cepat kita masuk ke sana” Ucap Annis
“iya, tapi tunggu aku Nis” ucap Ridwan
Sementara itu Syifa masih dikejar seekor singa, ia terus berlari sekuat yang
ia bisa dan ia pun terjatuh karena tersandung akar pohon. Singa tersebut
semakin mendekatinya Syifa yang sudah pasrah dengan perasaan yang
tak karuan, ia merasakan detak jantungnya berdebar dengan kerasnya, wajahnya
mulai pucat dan keringat bercucuran.
Singa itu pun melompat ke arahnya, Syifa yang ketakutan menutup matanya
tiba-tiba ia mendengar suara senapan ketika ia membuka matanya ia melihat singa
telah tergeletak tak bernyawa.
“kamu tidak apa-apa?” ucap seorang
lelaki
“iya, aku baik-baik saja,
terimakasih sudah menolong. Aku pikir aku akan mati di makan singa. ” jawab
Syifa dengan menghela nafas.
“kamu kenapa disini?” bukannya kamu
siswi SMA yang sedang berkemah yang didekat air terjun” tanya lelaki
tersebut.
“iya, kami tersesat dan juga
saya terpisah sama kedua teman saya” jawab Syifa
“ya, sudah saya bantu cari teman
kamu dan mengantarmu ke kemah terlebih dahulu.” Ucap Lelaki tersebut.
Sementara itu Ridwan yang ketakutan
kerena di dalam gua tersebut begitu gelap, ia pun menangis ingin pulang” kamu
bisa gak sih jangan nangis, kamu itu bukan lagi anak-anak lagi yang hanya bisa
nangis. Gimana ada cewek yang suka kalo kamunya kaya begini.” Ucap Annis dengan
nada yang tinggi.
“iya, iya… terus apa yang harus
kita sekarang? “tanya Ridwan sambil mengusap air matanya.
“kita keluar dan cari bantuan”
jawab Annis.
Annis menarik tangan Ridwan dan
keluar dari gua, mereka berdua terus berjalan mencari bantuan. Di tengah
hutan mereka berdua mendengar suara aungan di sekitar mereka. Bersamaan mereka
berdua berteriak dan berlari karena ketakutan. Annis yang tak melihat akar
pohon di depannya. Akhirnya ia terjatuh, Ridwan yang di belakang langsung
mendekati Annis yang terjatuh.
“Annis! kamu tidak apa-apakan?” tanya Ridwan
“Iya, aku tidak apa.” jawab Annis
“Syukur deh, jika kamu tidak terluka, aku jadi lega.” Ucap Ridwan sambil
membantu Annis berdiri.
“Aww! ” teriak Annis kesakitan.
Ridwan tampak kebingungan dalam situasi seperti ini tersesat di tengah hutan. hari pun semakin senja, ridwan yang di selimuti rasa ketakutan mulai parno dengan suara-suara yang ada di hutan, wajahnya mulai pucat pasih, dan mengeluarkan keringat dingin dari dalam tubuhnya.
"Ridwan! kamu harus bisa menenangkan pikiranmu, jangan terbawa oleh rasa takut, ucap Annis dengan nafas yang terengah-engah.
"Annis!" Teriak Ridwan kaget ketika melihat Annis yang bersandar pada sebuah pohon tak sadarkan diri.
Ridwan pun berlari mendekati Annis. ia kaget melihat kondisi Annis yang pucat dan mengeluarkan darah dari lubang hidungnya. ia mencoba menyadarkannya ketika ia menyentuh tangan Annis begitu terasa dingin.
Ridwan merasakan detak jantungnya berdebar begitu kencang tak karuan. ia juga merasakan sakit yang menusuk di dadanya. rasa takut kehilangan mulai menghantuinya.
"Annis, jangan tinggalkan aku sendiri disini. aku belum menyatakan perasaanku padamu."
Ridwan tampak kebingungan dalam situasi seperti ini tersesat di tengah hutan. hari pun semakin senja, ridwan yang di selimuti rasa ketakutan mulai parno dengan suara-suara yang ada di hutan, wajahnya mulai pucat pasih, dan mengeluarkan keringat dingin dari dalam tubuhnya.
"Ridwan! kamu harus bisa menenangkan pikiranmu, jangan terbawa oleh rasa takut, ucap Annis dengan nafas yang terengah-engah.
"Annis!" Teriak Ridwan kaget ketika melihat Annis yang bersandar pada sebuah pohon tak sadarkan diri.
Ridwan pun berlari mendekati Annis. ia kaget melihat kondisi Annis yang pucat dan mengeluarkan darah dari lubang hidungnya. ia mencoba menyadarkannya ketika ia menyentuh tangan Annis begitu terasa dingin.
Ridwan merasakan detak jantungnya berdebar begitu kencang tak karuan. ia juga merasakan sakit yang menusuk di dadanya. rasa takut kehilangan mulai menghantuinya.
"Annis, jangan tinggalkan aku sendiri disini. aku belum menyatakan perasaanku padamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar